Sebab Setiap Petualangan Menyisakan Makna

“Hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan”
~ Sutan Sjahrir

  • Sebuah Upaya Agar Hidup Terasa Baik-Baik Saja

    Salah satu produk yang dihasilkan era digital ialah cepatnya akses informasi yang bertebaran di internet. Apa saja bisa berembus dalam waktu singkat. Dan seolah, menjadi tertinggal walau sedetik saja terasa seperti sebuah kesalahan besar. Kehidupan terasa seperti perjalanan sebuah kereta api. Bedanya, ia tak bisa diprediksi akan berhenti di titik stasiun mana dan justru melaju…

Follow Me On Instagram

@faried_a

Bagaimana semua ini bermula?

Sekira 2014 lalu, seorang kawan baik di Kampung Inggris, Pare, Kediri, memberikan saran kepada saya dengan bahasa yang ramah: “Mengapa kamu tidak mencoba membuat blog?”. Pertanyaan itu muncul karena saya kerap bercerita kepadanya bahwa saya mulai mencoba menekuni dunia kepenulisan. Lambat laun, karena saya masih terkendala persoalan finansial, saya enggan membuat blog berbayar. Sebagai gantinya, saya menulis dengan nuansa berbeda-beda di lintas platform: blog gratisan, story whatsapp, status BBM, hingga di akun Facebook. Aktivitas itu membuat kemampuan menulis saya kian meningkat. Hingga saya kerap diundang oleh sejumlah organisasi untuk mengisi forum yang membahas literasi. Kemudian saya juga menulis di sejumlah media, dan puncaknya, saya bahkan menjadikan skill kepenulisan sebagai kemampuan utama dalam meniti karier.

Sepuluh tahun kemudian, tepatnya 2024, perasaan gusar perlahan hinggap dalam diri saya. Mengapa tak seharusnya saya membuat blog secara resmi saja, ya? Toh, dengan adanya medium ini, proses belajar saya dalam menulis dapat terdokumentasikan dengan baik. Singkat kata, di sebuah kamar indekos kecil di Jakarta Pusat, saya memberanikan diri untuk membangun blog secara agak profesional. Tujuannya tak pernah muluk-muluk: agar apa yang saya tulis mampu dibaca lebih banyak orang, dan segala proses belajar dalam menulis dapat tercatat dengan rapi.

Dalam suasana hening saya berdoa. Mudah-mudahan langkah sederhana ini tak banyak merepotkan pembaca sekalian.

A. Farid Fakih

Writer, Public Relations, Former Campaign Officer and Journalist